Belajar Dari Kekalahan Partai Lain

By Abi Zahidah - Maret 19, 2018


A. Belajar Dari Kekalahan Partai Politik Nasional

Partai Hanura merupakan salah satu partai peserta pemilu yang seharusnya paling siap diantara partai-partai lain. Partai besutan mantan panglima ABRI Wiranto ini diyakini sebagai partai dengan infrastruktur partai paling lengkap dalam model pencitraan media, Hanura sesungguhnya hampir tidak tertandingi. Sejak bergabungnya bos media MNC Group, Hary Tanoesoedibjo ke Hanura, beragam model sosialisasi via media sudah dilakoni partai ini. bahkan Hanura yang resmi mendeklarasikan pasangan capres cawapresnya Wiranto – Hary Tanoesoedibjo (WinHT) sebelum pileg juga sudah menuntaskan sosialisasi kunjungan kedua ikonnya ini ke seluruh pelosok tanah air.

Seluruh provinsi di Indonesia dan hampir seluruh kabupaten di Pulau Jawa sudah disambangi oleh WinHT. Gegap gempita kader menyambut pasangan ini terlihat jelas dalam rekam media. kesiapan-kesiapan Hanura juga sebenarnya terlihat sudah matang bila dilihat dari pembekalan caleg Hanura yang sudah rampung dilakukan di masing-masing provinsi. Secara strategi sesungguhnya Hanura bisa dikatakan siap tempur. Namun apa yang menjadi sebab suara Hanura hanya menembus angka 5, 62 hasil hitung cepat sementara?

1. Lemahnya Infrastruktur Partai

Secara infrastruktur kepartaian, Hanura memang terbilang melorot pasca pemilu 2009 lalu, bisa dibilang kala itu elektabilitas Hanura hanya menembus angka 1 persen. Kader-kader yang menjadi caleg yang seharusnya membina suara di dapil terbilang kurang maksikmal. Hal ini juga terlihat dari banyaknya infrastruktur kepartaian, seperti kantor DPD dan DPC tidak beraktivitas secara maksimal. Basis-basis pendukung yang menjadi lumbung suara tidak dijaga dengan baik oleh infrastruktur partai di Daerah.

2. Kualitas dan Figuritas Caleg

Diantara seluruh caleg-caleg partai politik, Hanura sebagai partai peraih kursi di parlemen kurang mampu memilih kader-kader terbaiknya yang bertarung di pemilu legislative 2014. Hal tersebut ditandai dengan banyaknya caleg-caleg Hanura yang mentah dalam politik. naasnya, Hanura tidak menempatkan figure dan tokoh-tokoh daerah di dapilnya. Bisa dikatakan rata-rata caleg Hanura adalah Caleg baru yang hanya sekedar mencoba peruntungan bertarung di Pileg 2014.

3. Tidak memiliki basis fanatik

Bisa dikatakan Partai Hanura adalah partai yang tidak memiliki basis fanatik, bandingkan dengan partai Papan tengah seperti PKB, PAN dan PPP. Ketiga partai yang tampil gemilang ini mampu meraih keuntungan dari basis-basisnya yang pulang kandang, efek mengkerucutnya jumlah partai politik mampu dirangkum partai ini dalam ketiga basis fanatik, yakni warga nahdiyin, muhammadiyah dan Islam. Sementara Partai Hanura yang menampilkan diri nasionalisis yang dipimpin oleh figur milter kalah cepat dalam member symbol yang mudah dipahami publik. Misalnya Tegas, soal tegas tentu Partai Hanura kalah jauh dari symbol partai Gerindra yang memiliki Prabowo.

4. Serangan Udara tidak dibarengi kinerja kader.

Diketahui sejak bergabungnya Bos MNC Group Hary Tanoesoedibjo, Hanura menjadi salah satu partai politik yang paling intens melakukan sosialisasi di Media. bahkan gempuran serangan udara (media) ini diyakini beberapa pengamat menjadi alasan merangkaknya perolehan suara Partai Hanura menjadi 5,6 persen dari pileg 2009 lalu yang hanya 3.922.870 suara. Maksimalnya HT selaku ketua Bapilu Hanura mendongkrak suara partai Hanura lewat udara bisa dikatakan sangat maksimal, namun kenyataannya hal ini tidak dibarengi oleh kinerja caleg dan kader. Dari perolehan suara partai Hanura sementara, terlihat raihan suara hanya maksimal pada satu dua caleg.

Empat point diatas menjadi bagian ulasan yang paling disoroti dari pertarungan Partai Hanura di pileg 2014 ini. apa yang dialami Hanura menjadi bukti bahwa serangan udara harus dibarengi oleh kinerja kader secara maksimal. Partai-partai ke depan bisa menarik kesimpulan, kerja kader tanpa henti tetap merupakan nadi utama sebuah partai politik untuk bisa meraih simpati publik, dekat dengan publik lalu menjadi pilihan yang dipercayai publik di bilik suara. Terimakasih

B. Belajar Dari Kekalahan Partai Politik Lokal

Belajar dari kekalahan salah satu partai politik lokal Aceh pada pemilu legeslatif tahun 2009, baca disini

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar